projasaweb logo

Marketing Myopia : Pengertian, Bahaya & Cara Mengatasinya

Estimasi Waktu Baca 4 Menit

Marketing Myopia adalah pendekatan pemasaran yang berpandangan pendek dan cenderung berfokus pada pemenuhan kebutuhan mendesak perusahaan. Hal ini terjadi karena kurangnya wawasan tentang apa yang dilakukan perusahaan untuk pelanggannya.

Pada Marketing Myopia, perusahaan lebih sering melihat ke dalam dan tidak fokus pada pemenuhan kebutuhan konsumen. Sehingga dalam jangka panjang, hal ini dapat berakibat buruk pada perusahaan.

Menjual sebuah produk pada dasarnya adalah untuk memperbaiki atau membantu menyelesaikan masalah yang dialami oleh para pembeli. Kemampuan mengenai masalah konsumen merupakan hal penting dalam sebuah bisnis.

Marketing Myopia

Siapa Penemu Konsep Marketing Myopia?

Konsep Marketing Myopia pertama kali dikemukakan oleh Theodore Levitt, seorang profesor pemasaran pada Harvard Business School. Theodore Levitt adalah seorang ekonom Jerman-Amerika dan editor Harvard Business Review. Ia juga terkenal karena mempopulerkan istilah globalisasi.

Theodore Levitt
Theodore Levitt

Theodore Levitt membahas mengenai Konsep Marketing Myopia pada sebuah tulisan berjudul “Marketing Myopia” di tahun 1960 pada Harvard Business Review.

buku Marketing Myopia Theodore Levitt
buku Marketing Myopia Theodore Levitt

Menurutnya, perusahaan yang tidak menghabiskan cukup waktu untuk memahami apa yang diinginkan atau dibutuhkan pelanggan, umumnya akan mengalami Marketing Myopia. Oleh karena itu, ia mendorong untuk beralih kepada pemasaran berorientasi konsumen.

Salah satu kata bijak yang terkenalnya adalah :

“Orang tidak menginginkan bor seperempat inci. Mereka menginginkan lubang seperempat inci!”

Theodore Levitt

Apa Itu Marketing Myopia?

Marketing Myopia adalah pendekatan pemasaran yang berpandangan pendek dan cenderung berfokus pada pemenuhan kebutuhan mendesak perusahaan. Hal ini terjadi karena kurangnya wawasan tentang apa yang dilakukan perusahaan untuk pelanggannya.

Miopia pemasaran adalah situasi ketika sebuah perusahaan memiliki pendekatan pemasaran yang berpikiran sempit dan berfokus hanya pada satu aspek dari banyak atribut pemasaran.

Sudah seharusnya perhatian utama suatu perusahaan adalah pelanggan. Perusahaan harusnya mencari produk yang tepat untuk target market, bukan mencari target market yang tepat untuk suatu produk.

Kenapa Marketing Myopia Penting?

Marketing Myopia dapat menyebabkan hal buruk pada perusahaan, bahkan sampai pada kegagalan suatu perusahaan. Oleh karena itu konsep ini harus diketahui, dikenali dan dihindari oleh pemegang keputusan di perusahaan.

Walaupun konsep ini telah berusia lebih dari 60 tahun, tapi konsep ini masih sangat relevan dengan kondisi di era digital saat ini.

Kapan Marketing Myopia Terjadi?

Miopia pemasaran menyerang ketika tujuan pemasaran jangka pendek lebih penting daripada tujuan jangka panjang. Ketika perusahaan menganak emaskan produk dan menganak tirikan pelanggan.

Pada tahun 1983, Theodore Levitt menerbitkan buku berjudul “The Marketing Imagination”. Pada buku tersebut ia menyatakan bahwa :

Tujuan perusahaan bukan hanya menghasilkan uang, tapi untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan.

Sebuah bisnis atau perusahaan adalah lembaga yang memuaskan pelanggan dan oleh karena itu harus didasarkan pada kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Contoh Marketing Myopia

Berikut ini beberapa contoh kasus yang terkait erat dengan marketing myopia :

Kodak

Kodak adalah contoh nyata sekaligus contoh yang paling menyakit dari Marketing Myopia. Kodak kehilangan sebagian besar saham ketika teknologi kamera digital meledak. Ketika itu, bisnis utama Kodak adalah penjualan film untuk kamera analog.

film kodak
film kodak

Ironisnya, Kodak merupakan penemu dari teknologi tersebut. Kamera digital portabel pertama telah dikembangkan oleh insinyur Kodak bernama Steven Sasson pada tahun 1975.

Sayangnya ketika itu para manajemen dan pengambil keputusan di Kodak menilai bahwa penemuan tersebut lucu karena tidak menggunakan film. Mereka memutuskan untuk tidak mempublikasikan penemuan tersebut.

Kegagalan strategis ini adalah penyebab langsung penurunan Kodak selama puluhan tahun karena fotografi digital menghancurkan model bisnis berbasis film mereka.

Nokia

Nokia kehilangan pangsa pemasarannya ke android dan iOS.

Yahoo

Yahoo (senilai $100 miliar dolar pada tahun 2000) kalah dari Google dan dibeli oleh Verizon dengan harga sekitar. $5 miliar (2016).

Cara Mengatasi Marketing Myopia

Cara paling sederhana untuk menghindari Marketing Myopia adalah dengan berfokus pada apa yang benar-benar diinginkan pasar.

Memiliki Visi Yang Jelas.

Visi yang jelas terhadap apa yang perusahaan Anda lakukan, akan tergambar pada produk dan layanan yang Anda tawarkan.

Tempatkan Pelanggan Sebelum Produk.

Produk dan layanan sudah sewajarnya menyesuaikan kebutuhan dari pelanggan, bukan sebaliknya.

Riset Pasar Tanpa Henti

Penting untuk melanjutkan riset pasar sebelum dan bahkan setelah peluncuran produk. Cari tahu apa yang disukai, tidak disukai, dan ingin dilihat orang. Lakukan terus sebagai suatu iterasi tanpa henti.

Selalu Pantau Kompetisi

Belajar dari kegagalan dan kesuksesan pesaing Anda. Terus lakukan perbaikan dan berusaha untuk tetap selangkah lebih maju.

Inovasi

Inovasi bukanlah pekerjaan mudah dan memang berisiko, tetapi itu juga satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan dengan cara baru.

Konsep Pemasaran

Marketing Myopia erat hubungannya dengan konsep pemasaran yang dipahami oleh suatu perusahaan. Marketing Myopia bisa menjadi efek dari penerapan perusahaan terhadap konsep pemasaran.

Konsep Pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomis dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. (Basu Swastha dan Hani Handoko, 2002:17)

Terdapat enam konsep pemasaran yang perlu diketahui. Dalam bukunya yang berjudul Prinsip-Prinsip Pemasaran, Philip Kotler dari Northwestern University dan Gary Armstrong dari University of North Carolina memaparkan enam konsep tersebut.

New Marketing Myopia

Pada tahun 2010, Craig Smith di INSEAD, Minette Drumwright di UT Austin, dan Mary Gentile di Babson, menerbitkan makalah berjudul “ The New Marketing Myopia.” 

Mereka mengemukakan bahwa pemasar telah mengambil saran Levitt secara ekstrim, menciptakan jenis baru dari Marketing Myopia, hal terssebut ditandai dengan beberapa hal berikut.

  • Fokus tunggal pada pelanggan dengan mengesampingkan pemangku kepentingan lainnya.
  • Definisi pelanggan yang terlalu sempit dan kebutuhannya.
  • Kegagalan untuk mengenali konteks sosial bisnis yang berubah yang mengharuskan penanganan dari banyak pemangku kepentingan. 

Jika anda memiliki pertanyaan, saran atau kritik sekalipun, jangan sungkan untuk menuliskan dikolom komentar ya, agar saya dapat melakukan perbaikan.

Demikianlah artikel tentang Marketing Myopia. Semoga bermanfaat

Photo of author

Kanada Kurniawan

Merupakan founder dari Projasaweb. Aktif menulis tentang SEO, SEM dan Social Media serta perkembangan terbaru digital marketing.
Photo of author

Kanada Kurniawan

Merupakan founder dari Projasaweb. Aktif menulis tentang SEO, SEM dan Social Media serta perkembangan terbaru digital marketing.

Satu pemikiran pada “Marketing Myopia : Pengertian, Bahaya & Cara Mengatasinya”

  1. Istilahnya mirip dengan jenis salah satu penyakit mata ya Bang. Disini perusahaan terlalu merasa pede dengan prinsipnya sendiri dan mengesampingkan faktor eksternal. Tanpa sadar pergerakan diluar sana terjadi begitu cepat dan biasanya mereka baru sadar ketika semuanya sudah terlambat.

    Balas

Tinggalkan komentar

Support Kami Dengan Berbagi

Berbagi itu mudah dan dapat menebar manfaat untuk lebih banyak orang
SAYA TIDAK TERTARIK
This window will automatically close in 20 seconds