Revolusi industri 4.0 memaksa para pelaku usaha untuk menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan semangat revolusi industri ini. Industri 4.0 ditandai dengan penggunaan teknologi pada segala bidang industri. Contoh strategi pemasaran yang ideal untuk era industri 4.0 ini tentu sangat diperlukan oleh pelaku usaha apalagi yang pemula.
Nah, bagi yang sudah memiliki produk atau jasa, penting untuk mengetahui perkembangan situasi terkini agar bisa menyusun strategi pemasaran yang tepat. Contoh strategi pemasaran untuk bisnis di era digital ini memang beragam, tergantung pada produk dan posisi produk di pasar.
Artikel kali ini akan membahas seperti apa contoh strategi pemasaran yang cocok untuk bisnis di era digital ini. Sekaligus, mengulas apa sebenarnya strategi pemasaran itu dan apa hubungannya dengan marketing mix. Simak sampai habis, ya.
Karakteristik Bisnis di Era Digital
Revolusi industri 4.0 yang menekankan penggunaan teknologi di segala bidang mendorong tumbuhnya era digital. Bisnis-bisnis yang sudah ada mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perubahan yang ada. Bisnis konvensional harus beradaptasi jika tidak ingin tergerus dan dikalahkan oleh pesaing.
Konsep bisnis di era digital tampaknya belum sepenuhnya dipahami oleh pelaku bisnis. Pemahaman bahwa bisnis dijalankan dengan basis komputer hanyalah apa yang tampak di permukaan saja. Lebih dalam lagi, konsep bisnis di era digital memiliki karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki di era sebelumnya.
Ciri bisnis di era digital adalah keunggulan bisnis didasarkan pada ilmu pengetahuan, digitalisasi segala lini, virtualisasi yang memungkinkan bisnis dijalankan di dunia maya, dan juga internetworking yang mengharuskan bisnis dijalankan pada jejaring-jejaring.
Ciri lain dari bisnis di era digital adalah tidak diperlukan lagi mediasi serta adanya penggabungan unit-unit bisnis agar menjadi lebih efektif dan bersinergi. Inovasi juga merupakan karakteristik bisnis digital yang dibarengi dengan globalisasi. Sekat-sekat bisnis di era digital ini seolah tidak ada lagi.
Mengenal Strategi Pemasaran
Ilmu manajemen pemasaran selalu membahas tentang strategi pemasaran. Para ahli memberikan pendapatnya masing-masing tentang apa itu strategi pemasaran. Contoh strategi pemasaran pun beragam dan semuanya tampak benar.
Pengertian paling sederhana dari strategi pemasaran adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh pelaku bisnis untuk memasarkan produk secara terencana dan dengan menerapkan taktik tertentu. Tujuan akhir dari strategi pemasaran ini adalah untuk meningkatkan penjualan. Jadi, apapun strategi yang dipilih, semua harus bermuara pada peningkatan penjualan.
Peran strategi pemasaran bagi sebuah bisnis atau perusahaan adalah untuk menentukan nilai ekonomi. Harga barang dan jasa bisa ditentukan dari sini. Penentu dari nilai sebuah barang atau jasa itu sendiri adalah produksi, pemasaran, dan konsumsi. Jadi, kegiatan produksi dan konsumsi dihubungkan oleh pemasaran.
Para ahli memiliki pendapat sendiri tentang definisi strategi pemasaran. Strategi pemasaran menurut Kotler dan Amstrong adalah logika pemasaran dimana menciptakan nilai dan mendapat keuntungan sangat diharapkan oleh unit-unit bisnis, dan dicapai melalui hubungannya dengan konsumen.
Sedangkan Kurtz menyatakan bahwa strategi pemasaran merupakan kesatuan atau keseluruhan dari program perusahaan yang bertujuan menentukan target pasar serta mencapai kepuasan konsumen melalui kombinasi marketing mix.
Lalu, apa sebenarnya fungsi dan tujuan dari strategi pemasaran itu? Serta apa saja contohnya? Artikel kali ini akan mengupas semua itu.
Fungsi Strategi Pemasaran
Sebagaimana hal lainnya, strategi pemasaran pun memiliki fungsi. Setidaknya, ada empat fungsi yang dimiliki oleh strategi pemasaran. Berikut penjelasannya:
1. Forecasting
Sebuah perusahaan perlu dimotivasi untuk bisa melihat bahkan memprediksi masa depan. Strategi pemasaran membuat perusahaan termotivasi untuk memiliki berbagai perspektif dalam melihat masa depan ini. Motivasi ini sangat penting agar perusahaan bisa sustain dan siap menghadapi perubahan.
Mengikuti ritme pasar tentu bukan sesuatu yang salah, namun perusahaan atau bisnis di era digital ini perlu melakukan sebuah inovasi atau gebrakan. Mengikuti apa yang ada di pasar hanya membuat bisnis stagnan dan tidak berkembang.
2. Efektif dalam Menciptakan Koordinasi Pemasaran
Strategi pemasaran bukanlah sebuah default yang bisa diterapkan untuk semua perusahaan. Maka, tidak mungkin perusahaan satu sama lain memiliki strategi pemasaran yang sama. Oleh karena itu, fungsi dari strategi pemasaran salah satunya untuk membentuk tim yang efektif.
Koordinasi dari tim yang efektif ini sangat berguna dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu peningkatan penjualan dan keuntungan. Lebih jauh lagi, strategi pemasaran ini bisa berjalan tepat sasaran berkat koordinasi yang efektif.
3. Menetapkan Tujuan Perusahaan
Perusahaan perlu menetapkan tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karena itu, adanya strategi pemasaran dapat membantu perusahaan menentukan tujuannya secara detail. Strategi pemasaran ini juga akan membantu perusahaan mencapai tujuan yang sudah dirumuskan tadi.
4. Fungsi Pengawasan
Perusahaan perlu mengawasi semua kegiatan pemasaran yang dijalankan. Strategi pemasaran berfungsi untuk menetapkan sebuah standar yang harus dipatuhi setiap anggota. Tujuannya adalah agar kualitas dan mutu kerja yang efektif bisa didapat. Dengan adanya strategi pemasaran, kinerja anggota pemasaran bisa diawasi.
Tujuan dari Strategi Pemasaran
Setelah mengetahui fungsi dari strategi pemasaran, maka akan diulas sedikit mengenai tujuan dari diadakannya strategi pemasaran. Setidaknya, ada empat tujuan dasar dari strategi pemasaran. Pertama adalah agar terjadi koordinasi tim pemasaran yang berkualitas. Kedua, sebagai cara untuk mengukur hasil dari kegiatan pemasaran yang dijalankan dengan berpatokan pada standard prestasi.
Tujuan ketiga adalah setiap keputusan yang diambil didasari oleh logika atau diambil secara logis. Tujuan keempat yaitu untuk bisa beradaptasi dengan segala perubahan yang terjadi dalam dunia pemasaran. Seperti sudah diketahui bahwa pemasaran adalah sebuah dunia yang dinamis dan bisa berubah kapan saja.
Mengenal Konsep Strategi Pemasaran
Sebelum membahas contoh strategi pemasaran, seorang pelaku usaha apalagi di era digital ini harus paham dulu tentang konsep strategi pemasaran itu sendiri. Konsep strategi pemasaran inipun berkembang. Jika dulu hanya dikenal segmenting, targeting dan positioning saja, sekarang lebih dari ini.
Perkembangan konsep ini merupakan contoh strategi pemasaran pun akan berkembang sesuai dengan bisnis yang dijalankan. Saat ini, setidaknya ada 5 konsep strategi pemasaran seperti penjelasan berikut ini:
1. Segmenting
Pasar adalah kumpulan dari semua segmen pasar yang memiliki kebutuhan, karakteristik, dan juga perilaku yang berbeda-beda. Perusahaan harus mampu membuat klasifikasi dari pasar yang heterogen ini menjadi segmen-segmen. Atau menjadi pasar yang sifatnya homogen.
2. Targeting
Setelah memilah pasar yang heterogen tadi, perusahaan harus mengevaluasi masing-masing segmen. Setelah itu, perusahaan harus memilih segmen mana yang akan dilayani. Tentu saja perusahaan bisa melayani lebih dari satu segmen dengan catatan mampu memenuhi semua kebutuhan setiap segmen yang dipilih.
Umumnya, perusahaan yang baru atau startup akan melayani segmen tunggal. Seiring perjalanan dan perkembangannya jika berhasil, maka biasanya perusahaan akan merambah ke segmen yang lain. Bagi perusahaan besar, mereka bisa saja langsung menggarap semua segmen karena kemampuan produksi mereka yang memungkinkan.
3. Positioning
Walaupun perusahaan besar umumnya menggarap semua segmen, tapi tidak ada perusahaan yang berhasil di semua segmen. Untuk itulah perusahaan harus memfokuskan diri pada segmen yang paling menguntungkan. Alasannya karena posisi perusahaan di segmen itu kuat.
Maka, penting untuk menciptakan produk yang unik atau tidak sama persis dengan apa yang sudah ada di pasaran. Jika produk sama persis, maka tidak ada alasan bagi konsumen untuk membeli produk tersebut. Positioning ini juga erat kaitannya dengan diferensiasi produk.
Strategi Pemasaran Produk di Era Digital
Di era digital ini masyarakat sangat mudah terkoneksi dengan sebuah brand atau merek sebuah produk. Oleh karena itu, contoh strategi pemasaran yang baik adalah yang mampu menumbuhkan brand awareness di masyarakat.
Strategi pemasaran produk bisa diartikan sebagai cara untuk menjual sebuah produk atau layanan yang direncanakan secara mendetail. Dengan adanya strategi pemasaran ini, produk atau jasa bisa menjangkau target pasar yang sudah ditentukan.
Di era digital, dimana perubahan terjadi dengan sangat cepat, banyak perusahaan yang memilih untuk meniru strategi pemasaran perusahaan lain yang terbukti berhasil. Namun, cara ini cukup riskan karena produk bisa terkesan tidak original dan tidak memiliki kelebihan apa-apa. Cara paling baik adalah menciptakan strategi pemasaran sendiri.
Contoh strategi pemasaran produk di era digital yaitu erat kaitannya dengan digital marketing. Perusahaan yang tidak menerapkan strategi pemasaran yang sesuai dengan perkembangan zaman tentu akan tertinggal. Digital marketing memungkinkan produk dapat berkembang dengan cepat. Hal ini karena cepat mendapat arus informasi dari konsumen.
Pemasaran digital atau digital marketing menjadi titik fokus dari strategi pemasaran di era digital. Hal ini juga sesuai dengan revolusi industri 4.0 yang menggunakan teknologi pada segala lini. Hampir semua perusahaan di seluruh dunia sudah mengadaptasi dan mengaplikasikan pemasaran digital ini.
Perubahan gaya hidup dan juga budaya belanja masyarakat membuat pemasaran digital adalah bagian tak terelakkan dari contoh strategi pemasaran yang baik saat ini. Komputer dan internet bukan lagi untuk bertukar informasi saja tapi sudah sebagai bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat.
Tidak ada satu kegiatan pun yang tidak berhubungan dengan internet. Baik itu berbelanja, bekerja, berkomunikasi, belajar dan juga mencari hiburan semuanya dilakukan dengan bantuan internet. Oleh karena itu, strategi pemasaran produk di era digital harus mampu menjangkau end user.
Namun, satu hal yang sebenarnya tidak berubah dari perilaku masyarakat digital ini yaitu mereka sangat percaya pada merek. Maka, strategi pemasaran produk harus mampu menciptakan brand awareness pada segmen yang akan dilayani. Peran digital marketing sangat besar dalam hal menumbuhkan brand awareness ini.
Penerapan Strategi Pemasaran di Era Digital
Di era digital, strategi pemasaran bisa diterapkan melalui berbagai platform. Mulai dari yang paling umum sampai pada yang belum banyak dicoba oleh pelaku usaha. Berikut ini akan diulas beberapa penerapan strategi pemasaran produk di era digital:
1. Social Media
Tidak dapat dipungkiri bahwa kekuatan dari social media sangat besar sehingga mampu mengubah budaya masyarakat dunia. Kehadiran social media telah membuat orang saling terkoneksi baik kepada orang maupun sebuah produk atau layanan. Ini merupakan contoh strategi pemasaran yang paling banyak dilakukan.
Setiap harinya, orang bisa menghabiskan minimal 1-3 jam bermedia sosial. Hal ini menandakan orang sangat aktif di media sosialnya saat ini ketimbang pada hal-hal konvensional. Oleh karena itu, ketika perusahaan mencari elemen promosi, media sosial jadi pilihan pertama.
Perusahaan masa kini membangun citra diri dan produknya melalui media sosial karena disanalah konsumennya berada dan beraktifitas. Media sosial berfungsi sebagai etalase bisnis, sumber informasi, dan juga sarana membangun relasi dengan konsumen. Semuanya mudah, murah dan cepat.
Bagi pemula, social media bisa jadi sarana yang murah bahkan gratis untuk memasarkan produk. Bahkan, saat ini fungsi dari social media telah bergeser dari platform bersosialisasi menjadi platform bisnis. Social media yang sering dijadikan ajang bisnis adalah Instagram dan Facebook.
2. Influencer
Contoh strategi pemasaran masa kini adalah dengan menggunakan platform yang digemari masyarakat masa kini juga. Sekarang ini, orang sangat percaya pada apa yang dikatakan oleh seorang influencer. Seorang influencer bisa memikat komunitas atau pelanggan potensial. Tentu saja cara ini sangat efektif bagi perusahaan dalam memasarkan produk.
Menggunakan influencer bermanfaat untuk meningkatkan penjualan atas pengaruh yang dimiliki oleh influencer tadi. Seorang selebgram yang memiliki follower berjuta-juta tentu bisa memberikan pengaruh yang cukup besar pada peningkatan penjualan. Walaupun hal ini juga kembali pada citra si Selebgram tadi.
Agar produk bisa dipromosikan dengan tepat sasaran, maka perusahaan harus mengetahui tipe-tipe influencer. Banyak follower belum tentu bisa engage dan membuat followernya melakukan apa yang diinstruksikan oleh influencer. Jadi, jangan sampai salah memilih influencer.
Sebagai contoh, influencer tipe makro adalah mereka yang memiliki sangat banyak follower namun relasi dengan follower tidak dekat. Biasanya, untuk melakukan promosi influencer jenis ini memerlukan usaha yang besar, tetapi dampaknya juga besar. Mereka ini adalah para ahli di bidangnya masing-masing.
Sedangkan influencer tipe mikro adalah orang yang berpengaruh di komunitasnya. Follower atau massa tidak terlalu banyak, namun relasi mereka dekat. Maka, engagement yang dibangun oleh influencer jenis ini lebih berkualitas karena bisa membangun kepercayaan sebuah bisnis. Contohnya adalah ketika seorang ketua komunitas penulis diminta menjadi influencer untuk produk software editing.
Brand ambassador adalah tipe influencer yang bernilai jual serta memiliki follower banyak. Cost untuk menggunakan influencer ini sangat mahal dan juga mereka belum tentu seorang ahli di bidangnya. Tetapi karena kemampuannya dan pengaruhnya terhadap media dan brand awareness besar, maka banyak perusahaan menggunakan influencer jenis ini.
Yang paling menarik adalah influencer jenis evangelist. Mereka ini umumnya penggemar berat sebuah produk atau layanan sehingga mereka dengan sukarela akan mempromosikan produk. Sebagai imbalan, mereka bisa dibayar dengan memberikan produk atau layanan gratis dan memberikan undangan pada event-event tertentu. Eksposur yang dihasilkan dari para evangelist ini sangat besar.
3. Affiliate Marketing
Affiliate marketing adalah salah satu contoh strategi pemasaran masa kini. Sebenarnya, strategi ini tidak bisa dibilang baru karena pada prinsipnya affiliate marketing adalah promosi mulut ke mulut. Namun, di era digital ini promosi tradisional ini hadir dengan tampilan baru yaitu melalui berbagi link.
Program afiliasi ini bisa membuat strategi pemasaran yang dijalankan terasa lebih impactful. Partner afiliasi dan pemilik usaha sama-sama mendapatkan keuntungan. Partner afiliasi mendapatkan komisi, pemilik usaha mendapatkan peningkatan penjualan, calon pelanggan mungkin akan mendapat diskon dari produk yang dipromosikan.
Affiliate marketing ini sangat efektif karena saat ini banyak troopers yang bersedia menjadi partner. Artinya, semakin banyak orang yang akan mempromosikan sebuah produk. Bukan hanya mengejar komisi, tetapi juga bisa mendatangkan traffic untuk website para partner ini.
Tidak heran jika situs-situs perusahaan baik skala besar maupun menengah memainkan strategi ini untuk menarik traffic dan tentunya meningkatkan penjualan. Partner bisa menjalankan strategi ini dari mana saja dan kapan saja.
4. Pemasaran dengan Video
Saat ini, masyarakat sangat mudah dipengaruhi oleh sebuah produk yang memiliki video tutorial. Video tutorial ini merupakan salah satu contoh strategi pemasaran di era digital. Tidak bisa dipungkiri, hadirnya YouTube telah mengubah cara perusahaan memasarkan sebuah produk.
Saat ini, sebuah video tidak hanya diunggah di YouTube saja, namun di media sosial yang tentunya lebih bisa engage dengan end user atau konsumen. Dengan menerapkan video marketing seperti ini, perusahaan bisa menguasai dua tahap customer journey yaitu consideration dan retention.
Pada tahap consideration, akan tumbuh keyakinan di benak pelanggan akan layanan yang diberikan oleh produk yang dipromosikan. Sedangkan pada tahap retention, keberadaan sebuah produk semakin kokoh sehingga loyal customer akan melakukan pembelian kembali.
Video promosi harus provokatif. Artinya memancing rasa ingin tahu pelanggan untuk mencoba, mencari tahu lebih dalam kemudian melakukan pembelian. Maka, kualitas video dan konten yang dimasukkan ke dalam video harus bagus. Tidak jarang sebuah perusahaan mempekerjakan konten creator ketika membuat sebuah video promosi.
5. Blogging dan SEO
Era digital adalah era dimana sebuah konten memegang kendali. Blogging dan SEO erat kaitannya dengan strategi content marketing. Strategi pemasaran produk di era digital memaksa perusahaan atau bisnis memiliki blog atau website. SEO digunakan untuk memudahkan orang mencari produk di mesin pencari.
Website atau blog memerlukan konten yang konsisten, persuasive, dan relate dengan produk dan pelanggannya. Website perusahaan harus menghadirkan konten-konten solutif yang membuat konsumen tetap setia pada produk. Tujuan lainnya adalah untuk meningkatkan traffic dan lead, membangun komunitas serta investasi jangka panjang.
Blog yang mendukung tercapainya tujuan dari strategi pemasaran produk adalah yang SEO friendly. Terkadang memang perlu mempekerjakan orang yang paham tentang teknik SEO dan bisa membuat konten yang baik. Tujuannya agar website bisnis bisa langsung bertengger di urutan teratas mesin pencari.
6. Cloud Marketing
Pemasaran secara digital bisa dijalankan melalui cloud marketing. Strategi ini memberikan pengalaman baru bagi pelanggan karena adanya pemasaran yang dipersonalisasi dan diintegrasikan secara digital. Perusahaan akan mengarahkan semua sumber daya hingga asetnya ke dalam dunia online.
Cloud marketing ini adalah bentuk dasar dari penjualan secara online. Dimana penjualan secara online bisa menjangkau orang dimanapun mereka sedang berada. Penjualan bisa mencapai orang dalam kegiatan apapun, baik sedang bermedia sosial atau sekedar browsing di sebuah website.
7. Online Marketing
Internet adalah tumpuan dari online marketing. Contoh strategi pemasaran yang satu ini adalah dengan menggunakan iklan berbayar, mengunggah konten, atau memposting konten sederhana pada media online. Strategi ini banyak dijalankan oleh bisnis-bisnis start up karena murah dan mudah.
8. Augmented Reality Marketing
Contoh strategi pemasaran produk di era digital adalah penggunaan augmented reality. Walaupun terbilang mahal, namun sudah banyak perusahaan yang mencoba strategi ini. Tujuannya adalah untuk menghadirkan pengalaman baru bagi pelanggan sehingga mereka mau membeli lagi produk.
Biasanya, perusahaan akan menggunakan teknologi ini agar konsumen memiliki pengalaman virtual sebelum membuat keputusan pembelian. Cara ini sering menimbulkan kesan mewah dan superior sehingga konsumen langsung percaya pada kualitas produk.
9. Email Marketing
Banyak orang menganggap email marketing sudah kuno namun faktanya cara ini masih efektif. Untuk menjaga agar konsumen tetap loyal, perusahaan akan mengirimkan email mengenai produk atau konten-konten solutif lainnya. Perusahaan masa kini terbukti melakukan ini untuk menjaga agar konsumennya tidak lari.
Semua jenis bisnis bisa melakukan hal ini karena cukup efektif dan terbilang murah. Yang diperlukan adalah konten yang mampu menarik konsumen untuk melakukan pembelian kembali. Tentunya, konten harus menyentuh kebutuhan dasar masyarakat masa kini.
10. Call to Action Marketing
Call to action adalah contoh strategi pemasaran produk yang kerap digunakan oleh pemilik E-Commerce atau online shop. Dengan menuliskan kalimat-kalimat persuasif yang membangun urgensi, konsumen akan langsung merespon. Tujuannya bisa untuk meningkatkan traffic website dan juga meningkatkan penjualan.
Contoh Strategi Pemasaran Produk dan Penerapannya
Setelah mengetahui platform yang bisa digunakan untuk mewujudkan strategi pemasaran produk, sekarang akan dibahas contoh nyata dari penerapan itu. Berikut ini beberapa contoh yang bisa dikulik untuk bisnis masa kini:
1. Strategi Pemasaran Menggunakan Sosial Media
Contoh nyata penggunaan media sosial dalam hal pemasaran produk diawali dengan pembuatan account media sosial itu sendiri. Hampir semua perusahaan atau bisnis di seluruh dunia memiliki akun media sosial baik itu Instagram, Facebook, dan juga Twitter.
Sebuah usaha bisa mempromosikan produknya melalui media sosial dengan cara konsisten memposting konten tentang produk atau juga hal-hal yang berhubungan dengan produk dan perusahaan. Contoh strategi pemasaran dengan media sosial adalah ketika Pertamina melalui akun media sosialnya mempromosikan cashback bagi rider ojek online. Ini diperoleh dari setiap pembelian BBM melalui aplikasi MyPertamina
Tujuan utamanya adalah untuk mempromosikan aplikasi MyPertamina agar banyak digunakan oleh masyarakat, salah satunya rider ojek online. Promosi ini dilakukan juga di akun Instagram resmi Pertamina. Pelaku bisnis lain bisa juga melakukan cara yang sama.
2. Strategi Pemasaran Melalui Influencer
Contoh strategi pemasaran melalui influencer ini adalah yang banyak digunakan oleh produk-produk kecantikan atau kosmetik. Selebgram adalah yang paling banyak melakukan hal ini karena perusahaan kosmetik menilai merekalah yang paling cocok mempromosikan produk kecantikan.
Selain selebgram, selebriti yang aktif di media sosial khususnya Instagram juga sering jadi influencer. Contohnya, Dian Sastrowardoyo yang sering jadi influencer untuk produk-produk makanan sehat atau hal-hal yang berbau edukatif.
Menggunakan influencer ini tentu saja berbayar, namun ada beberapa influencer yang dengan senang hati membantu sebuah produk untuk bisa dipasarkan. Biasanya pemilik usaha telah membangun relasi terlebih dahulu dengan influencer ini sehingga tercipta kesepakatan kerja yang saling menguntungkan dari segi biaya.
3. Strategi Pemasaran dengan Affiliate Marketing
Biasanya, strategi ini melibatkan sebuah perusahaan penyedia jasa affiliate yang menyediakan komisi untuk partner. Contoh strategi pemasaran dari affiliate marketing adalah ketika seseorang yang memiliki blog atau website membagikan link website atau blog sebuah perusahaan.
Situs-situs perusahaan e-commerce besar seperti Blibli.com, Lazada, dan Bukalapak juga menggunakan cara ini untuk mempromosikan perusahaannya. Banyak orang telah bergabung dengan program affiliate marketing yang mereka adakan. Bagi partner, program promosi ini bisa mendatangkan pendapatan yang tidak sedikit.
4. Strategi Pemasaran Produk Melalui Video
Youtube menjadi pelopor untuk contoh strategi pemasaran produk menggunakan video. Contohnya adalah saat Facebook meluncurkan fitur Birthday Fundraisers. Facebook kemudian membuat video promosi di Youtube yang berisikan harapan orang-orang pada saat ulang tahunnya tiba.
Video diperuntukkan membuat user YouTube tertarik kemudian untuk mencari tahu lebih banyak soal fitur terbaru ini. Video promosi bisa digunakan untuk mempromosikan brand atau memberi tahu kepada pengguna fungsi dari sebuah produk.
Sebuah video promosi harus mampu membangkitkan rasa penasaran pengguna agar mau mencari tahu lebih dalam tentang sebuah produk. Caranya adalah dengan membuat konten video yang unik dan langsung menyentuh kebutuhan dasar pengguna.
5. Strategi Pemasaran Produk dengan Blog dan SEO
Perusahaan-perusahaan besar memaksimalkan websitenya untuk sarana promosi. Contoh strategi pemasaran produk melalui blog bisa dilihat pada perusahaan seperti Nestle atau Unilever. Kedua perusahaan ini sangat terhubung dengan konsumennya melalui konten di website.
Contohnya, Nestle memiliki fitur Your Life in Food di websitenya yang memungkinkan user untuk memasukkan tanggal lahirnya, kemudian Nestle akan memberikan informasi yang berkaitan dengan makanan pada tahun tersebut.
Sedangkan Unilever membangun citra perusahaannya sebagai perusahaan yang mendukung sustainability dengan kampanye-kampanye tentang lingkungan hidup. Contohnya, mereka mengkampanyekan bagaimana warga India perlu dibantu dalam hal memperoleh toilet yang layak.
Sedangkan di industri keuangan, Jenius memaksimalkan websitenya untuk membantu pengguna bertransaksi. Website Jenius dimaksudkan untuk memasarkan produk aplikasi perbankan Jenius yang merupakan produk dari Bank BTPN. Aplikasi ini bahkan memungkinkan pengguna untuk membuka rekening tanpa harus datang ke bank.
Kemudian, sebuah online store bernama Bukupedia juga melakukan strategi pemasaran blog dan SEO ini. Bukupedia menyediakan platform bagi penerbit untuk mengelola terbitannya untuk nantinya dijual melalui Bukupedia. Selain itu, Bukupedia juga berisikan artikel-artikel terkait buku dan penerbitan.
6. Penerapan Augmented Reality Marketing
Sebuah perusahaan kosmetik dengan brand Sephora baru-baru ini menggunakan teknologi AR untuk mempromosikan produknya. Sebuah aplikasi diluncurkan dan di dalamnya ada fitur virtual artist menggunakan ModiFace. Ini adalah salah satu contoh strategi pemasaran di era digital ini.
Aplikasi ini memungkinkan konsumen untuk mengetahui bagaimana sebuah produk akan tampil di wajah mereka. Konsumen langsung tahu produk apa yang nantinya cocok di kulit mereka dan itulah produk yang akan mereka beli nantinya.
7. Strategi Pemasaran dengan Email Marketing
E-commerce BliBli.com rutin mengirimkan email kepada pelanggan setianya. Isinya bisa tentang survey kepuasan, promosi penjualan seperti diskon atau gratis ongkir, dan juga artikel-artikel solutif. Inilah contoh dari pengaplikasian email marketing.
Contoh lainnya adalah seperti yang dilakukan oleh penyedia jasa Fintech seperti Kredivo. Kredivo rutin mengirimkan email kepada user nya berisikan promosi, undian, dan juga cashback bagi pengguna yang melakukan pembayaran tepat waktu atau melakukan pelunasan.
8. Penerapan Call to Action Marketing
Ketika membuka situs seperti Zalora, Tiket.com, dan juga Traveloka, user sering menemukan tombol yang berisikan ajakan untuk melakukan sesuatu. Misalnya ketika ada program diskon, Zalora melakukan hal ini juga dengan menuliskan bahwa masa berlaku diskon segera habis dan meminta user untuk menekan tombol CTA.
Tiket.com sering juga melakukan strategi pemasaran ini untuk mempromosikan tiket perjalanan di tanggal-tanggal tertentu. Strategi ini sering dilakukan karena pada dasarnya konsumen takut untuk kehilangan momen atau melewatkan sesuatu.
Marketing Mix dan Kaitannya dengan Strategi Pemasaran Era Digital
Marketing mix adalah salah satu elemen penting dalam penerapan strategi pemasaran. Di era digital marketing mix harus dijalankan secara “gila”. Ada hal-hal yang bisa dilakukan secara luar biasa dengan terus berinovasi.
Dalam bukunya d’Gil Marketing, Ahmad Bambang, mantan Wakil Direktur Utama Pertamina mengungkapkan bahwa implementasi program d’Gill Marketing di Pertamina bisa diimplementasikan untuk mendukung lahirnya marketing mix yang tidak biasa, yaitu Think Like There is No Box.
1. d’Gil! Produk
Produk rupanya bisa diciptakan dengan cara yang “gila”. Pandangan tentang inovasi pada sebuah produk menjadi sangat penting. Konsumen yang semakin pintar menuntut perusahaan tidak hanya berfokus pada jumlah produksi, efisiensi dan juga minimalisasi biaya.
Konsumen modern perlu produk-produk yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Contohnya, Gojek muncul berawal dari pengalaman Nadiem Makarim sebagai konsumen ojek pangkalan. Berbekal interaksi ini, Nadiem menyadari bahwa ojek adalah transportasi alternatif ibu kota. Maka, ia berpikir untuk mendigitalkan proses orang mendapatkan ojek dengan cepat, aman dan mudah.
2. d’Gil Price
Harga adalah elemen penting yang harus diperhatikan. Dimana perubahan pada harga bisa berefek pada jumlah penjualan hingga bottom line atau profit perusahaan. Namun, di era yang semakin disruptive, strategi penetapan harga bisa dilakukan secara “gila”.
Ahmad Bambang mencontohkan sebuah perusahaan yang menurunkan harga bahkan sampai menggratiskan produk. Perusahaan itu adalah pengelola TED atau konferensi internasional urusan Technology, Entertainment, dan Design. Pengelola baru mereka, Chris Anderson membuat gebrakan dengan merilis video presentasi para pembicara secara gratis!
3. d’Gil! Place
Cara gila melakukan distribusi adalah dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial. Inovasi saluran distribusi mendorong lahirnya penerapan d’gil Place. Contohnya adalah ketika BRI meluncurkan Teras BRI yang merupakan perpanjangan tangan kantor unit untuk menjangkau masyarakat pedesaan.
Dengan adanya saluran distribusi baru ini, Bank BRI mampu menjangkau pusat aktivitas masyarakat pedesaan seperti pasar-pasar yang ada di desa. Masyarakat desa tidak ragu lagi untuk “datang” ke bank, karena bank sudah mendatangi mereka secara langsung.
4. d’Gil! Promotion
Komunikasi persuasif adalah yang paling ideal untuk mempromosikan produk di era disruptif. Ahmad Bambang memberikan contoh tentang kampanye kecantikan ala Dove yang unik. Jika biasanya produk kecantikan menggunakan model yang memang cantik dan berkulit putih, maka Dove justru sebaliknya. Mereka menggunakan wanita pada umumnya alih-alih mereka yang berkulit putih dan langsing.
Contoh strategi pemasaran produk di era digital yang sudah dibahas di atas bisa diaplikasikan oleh semua pelaku bisnis. Yang paling penting adalah pelaku bisnis sudah tahu lebih dulu segmen dan target pasarnya. Kesimpulannya, produk-produk yang diluncurkan di era digital ini tidak bisa dilepaskan dari strategi pemasaran produk berbasis digital.