Jika anda bertanya, apa itu omset? Pengertian omset adalah jumlah uang hasil penjualan barang/jasa tertentu selama suatu masa jual.
Pada artikel kali ini kita akan membahas pengertian omset serta hal yang membedakan antara omset dengan profit?
Ya, keduanya sama-sama sering disebut saat membicarakan bisnis dan usaha. Karena keduanya memang bagian yang tidak terpisah dari pendapatan perusahaan. Sayangnya, dalam praktiknya orang-orang sering menukar pengertian omset dan profit.
Ingin tahu lebih dalam mengenai arti yang sebenarnya? Simak bahasan berikut.
Apa Itu Omzet?
Omset adalah jumlah uang hasil penjualan barang/jasa tertentu selama suatu masa jual.
Pengertian omset di atas saya ambil langsung dari KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Berikut ini video lengkapnya :
Biasanya, pebisnis menggunakan perhitungan masa jual sebulan sekali. Sementara itu menurut investopedia, omset lebih dikenal sebagai reveneu. Artinya,
Omset adalah pendapatan yang dihasilkan dari operasi bisnis normal dan termasuk diskon dan pengurangan untuk barang dagangan yang dikembalikan.
Sementara itu menurut dictionary.cambridge.org,
Omset adalah nilai total penjualan dalam bisnis selama waktu tertentu.
Singkatnya, omset adalah seluruh pendapatan penjualan perusahaan dalam satu periode tanpa pengurangan biaya. Atau lebih sederhana disebut “pendapatan kotor”.
Cara Meningkatkan Omset Penjualan
Ada banyak trik atau cara yang dapat anda lakukan untuk meningkatkan omset penjualan.
Namun karena terlalu banyak sehingga pembahasannya pun panjang. Untuk itu saya sudah membuat artikel terpisah mengenai cara meningkatkan omset.
Apa Itu Profit?
Profit adalah selisih seluruh pendapatan penjualan perusahaan (omset) dengan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
Pengertian profit di atas adalah arti profit menurut Wikipedia, artinya sama dengan keuntungan dan laba,
Rumus singkatnya adalah profit = omset – biaya. Jika hasilnya lebih dari 0, maka perusahaan mendapatkan profit. Sebaliknya jika kurang dari itu, berarti perusahaan sedang menderita kerugian.
Simpulannya, profit secara sederhananya bisa disebut sebagai pendapatan bersih.
Pembahasan lebih dalam mengenai profit, silakan baca artikel berikut.
Mungkin anda juga pernah mendengar istilah laba. Jika kita merujuk pada pengertian laba dari wikipedia, maka laba itu sama artinya dengan profit.
Apa Itu Laba?
Laba adalah selisih seluruh pendapatan penjualan perusahaan (omset) dengan biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan.
Meski sama-sama pendapatan, omset dan profit memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan inilah yang kemudian perlu dipertimbangkan perusahaan dalam mengelola keuangannya.
Apa Perbedaan Omset dan Profit?
Perbedaan omzet dan profit terletak pada perhitungan biaya. Omset adalah pendapatan kotor atau sering disebut bruto. Sedangkan profit adalah pendapatan bersih. Sama dengan omset yang telah dikurangi biaya, atau biasa disebut netto.
Agar lebih jelas mari kita simak rumus perhitungannya.
Agar lebih jelas mari kita simak rumus perhitungannya.
Bagaimana Cara Menghitung Omzet?
Rumus perhitungan omzet itu sangat sederhana, yakni omset (TR) = harga jual (P) x kuantitas jual (Q). Atau TR = P x Q.
Misalnya jika sebuah perusahaan menjual 1.000 topi seharga 20.000, maka omset yang didapatnya adalah 20.000 X 1.000 = 20.000.000 (20 juta)
Sementara itu, profit memiliki rumus profit (MP) = omset (P x Q) – biaya (C).
Atau singkatnya MP = (P x Q) – C. Jika tadi omset yang diterima perusahaan senilai 20 juta, dan biaya produksinya 14 juta, maka profit yang didapat adalah 20 juta – 14 juta = 6 juta.
Dampak Jumlah
Banyak orang berpikir jumlah omset berbanding lurus dengan jumlah profit.
Nyatanya tidak selalu demikian. Secara ideal, jumlah omset memang seharusnya lebih besar dibanding profit. Akan tetapi ini sebelum biaya dihitung juga.
Sebagai contoh, jika perusahaan topi barusan menghabiskan biaya produksi topi sebesar 21 juta, maka ia akan defisit biaya 1 juta. Ini artinya, perusahaan tersebut menderita kerugian.
Omset dan Kesuksesan Perusahaan
Jumlah profit sangat terkait dengan kesuksesan perusahaan. Semakin besar profit, maka semakin sukses perusahaan tersebut.
Berbeda halnya dengan omset. Jumlah omset tidak dapat dijadikan acuan dalam menentukan kesuksesan perusahaan.
Hal itu dikarenakan omset masih mengandung biaya. Jika biaya yang dikeluarkan lebih besar dari omset, maka perusahaan tersebut merugi.
Maka dari itu, biasanya pebisnis menggunakan istilah omset untuk mengetahui seberapa besar usaha yang dikelola. Bukan seberapa banyak uang yang didapat.
Posisi Omset dalam Neraca Keuangan
Profit dihitung sebagai uang bersih yang didapat perusahaan setelah dikurangi jumlah biaya produksi.
Di dalam neraca keuangan, posisi profit berada di daftar paling bawah. Setelah semua biaya seperti produksi, gaji, manajemen, marketing, hingga pajak tercantum.
Sementara itu, omset tidak dapat dikategorikan sebagai uang murni, karena di dalamnya tercantum juga piutang.
Misalnya sebuah perusahaan mempunyai omset bulanan sebesar 30 juta. Mungkin saja jika produk yang dijual perusahaan tersebut tidak dibayar cash sekaligus, melainkan berbentuk piutang.
Peran Penting Omset dan Profit Dalam Bisnis
Masing-masing omset dan profit punya peran pentingnya sendiri dalam bisnis. Omset merupakan nilai uang yang berhasil diperoleh perusahaan dalam satu periode penjualan.
Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa keberhasilan penjualan perusahaan – terutama bagian marketingnya – dipengaruhi oleh besar omset perusahaan.
Sedangkan profit adalah hasil akhir olahan omset, setelah dikurangi seluruh biaya perusahaan. Di dalam profit, tidak ada unsur uang piutang karena yang dihitung hanya pendapatan bersihnya.
Sehingga dapat dipahami bahwa keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dipengaruhi oleh profit perusahaan.
Gambaran Mengenai Perhitungan Finansial Sebuah Usaha
Selain omset dan profit, hal yang perlu dipahami tentang pendapatan perusahaan adalah margin. Istilah margin secara bahasa memiliki arti “batas”. Sedangkan dalam dunia ekonomi, margin berarti perbandingan antara besar nilai uang yang diperoleh (profit) dengan biaya yang dikeluarkan.
Singkatnya, margin menentukan apakah keuntungan perusahaan sepadan dengan pengorbanan yang dibayarkan. Lebih jelas mengenai hubungan omset, profit, dan margin diterangkan sebagai berikut.
Misalnya, suatu perusahaan elektronik menjual 3.000 TV, yang harga per unitnya adalah 2.8 juta. Jika dihitung, maka omset perusahaan tersebut adalah (3.000 x 2.800.000) = 8.4 milyar.
Sementara itu, total biaya yang dikeluarkan adalah 2.45 juta per unit. Atau totalnya (3.000 x 2.450.000) = 7.35 milyar. Berarti profit yang diperoleh (8.4 – 7.35 milyar) = 1.05 milyar. Terkait margin, penghitungannya adalah (2.8 juta/2.45 juta) x 100% = 14,3%.
Demikianlah artikel Apa Itu Omset, membahas tentang konsep, pengertian, beserta ilustrasi mengenai omset dan profit. Jika ada pertanyaan jangan lupa cantumkan pada kolom komentar di bawah ya. Semoga bermanfaat.
Sangat bermanfat terima kasih penjelasannya
sama-sama mas
Jelas dan bermanfaat